Antisipasi Kebutuhan Ramadan, Pemerintah Membuka Keran Impor 100.000 Ton Daging

LUSTRASI. Pemerintah menugaskan Perum Bulog dan PT Berdikari (Persero) mengimpor 100.000 ton daging sapi dan kerbau. KONTAN/Fransiskius Simbolon

Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah mengeluarkan izin impor daging sapi dan kerbau sebanyak 100.000 ton. Alasannya untuk memenuhi perkiraan kebutuhan daging selama puasa dan Lebaran tahun ini.

Volume impor daging kerbau lebih banyak yakni 80.000 ton. Sisanya sebanyak 20.000 ton merupakan kuota daging sapi dari Brasil.

Pemerintah menugaskan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni Perum Bulog dan PT Berdikari (Persero) sebagai pelaksana impor. "Sesuai regulasi Bulog untuk daging kerbau dan Berdikari untuk daging sapi," kata Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud saat dihubungi KONTAN, Minggu (7/3).

Sebelumnya Kementerian Pertanian (Kemtan) menyebutkan perlunya penambahan stok daging untuk kebutuhan Ramadan. Produksi daging hingga Mei 2021 sebanyak 148.553 ton.

Sementara kebutuhan daging dan kerbau mencapai 277.702 ton. "Daging sapi dan kerbau ini kalau kami melihat dari stok kemudian kemungkinan produksi kalau perincian kami per bulan memang importasi harus sudah mulai masuk," jelas Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi.

Berkaca dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, selama bulan puasa dan Lebaran konsumsi daging melonjak. Namun dalam kondisi pandemi Virus Corona (Covid-19), permintaannya tak akan tinggi.

Tahun 2020 lalu saja kenaikan konsumsi daging selama Ramadan tak lebih dari 20% dibandingkan dengan kondisi normal. "Tahun ini juga kami asumsikan antara 20%-30% pada bulan April dan Mei," ungkap Agung.

Komoditas daging sapi menjadi sorotan dalam sebulan terakhir. Pasalnya, kenaikan harga pada pertengahan Januari lalu mengkhawatirkan konsumen. Harga daging sapi segar yang biasanya dibanderol Rp 120.000 per kilogram (kg), tiba-tiba melonjak hingga di atas Rp 130.000 per kg. Meski kini harga daging sapi sudah mulai normal, potensi kenaikan harga bisa terulang lagi.

kontan