Kisah Karier Hendoko Kwik dari IT, Perbankan Hingga Mendirikan Fintech Modal Rakyat

ILUSTRASI. Hendoko Kwik - CEO and Co-Founder Modal Rakyat.

Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hendoko Kwik, salah satu founder sekaligus CEO Modal Rakyat, membangun fintech tersebut dari nol. Sempat kesulitan mengumpulkan pendana di awal pendirian, menginjak usia tiga tahun Modal Rakyat sudah menyalurkan akumulasi pinjaman Rp 1,08 triliun.

Hendoko menghabiskan masa kecil hingga SMA di pesisir timur bagian tengah Pulau Sumatra. Semasa kecil, cita-cita Hendoko tidak muluk-muluk. Ia hanya ingin punya toko garmen.

Cita-cita itu muncul karena ia sering membantu sang ayah berjualan kain sarung di pasar. Ia melihat pedagang lain yang memiliki toko kain besar di pasar. "Saat cari makan siang di kios, saya sering keliling di pasar dan melihat toko-toko yang memiliki 45 kios. Saya melihat itu keren sekali dan ingin seperti om dan tante yang punya toko itu, kenang Hendoko.

Selepas SMA tahun 2004, ia merantau ke Jakarta, kuliah ke Universitas Bina Nusantara mengambil jurusan teknologi informasi (TI).

Selama berkuliah, pria sulung dari empat bersaudara ini aktif menjadi asisten pengajar untuk laboratorium software selama dua tahun. Ia sadar menyukai hobi mengajar. Terbersit pikiran, ia lebih suka berinteraksi dengan manusia dibanding dengan mesin seperti yang biasa dilakukan lulusan TI.

Sulit cari pendana

Menjelang kelulusan, Hendoko tertarik dengan promosi dari HRD Bank Danamon terkait management development program. Ia ikut program itu selama tiga bulan dan setelah lulus program langsung menjabat sebagai relationship manager SME banking cabang Glodok Plaza, Jakarta.

Tak ada bekal ilmu keuangan, ia terjun ke perbankan. Dengan dibantu beberapa mentor Bank Danamon saati itu, Hendoko belajar mengenai seni bernegosiasi dan proses sales yang efektif.

Ia sempat merasa terpuruk ketika gagal promosi saat sedang berkarier di Bank Danamon pada tahun ketiga.Sementara pesaingnya di Kalimantan produktif akibat booming batubara.

Di saat terpuruk, ia mengambil rehat tiga hari, merenungkan kegagalannya.

Lantas, ia pindah ke beberapa bank lain. Seperti BTPN dan Bank Sampoerna. Total jenderal, Hendoko menghabiskan waktu 10 tahun di perbankan.

Tapi ia enggan berada di zona nyaman perbankan. Tahun 2018 bersama beberapa rekannya, Stanislaus MC Tandelilin dan Christian Hanggra, ia membangun financial technology (fintech) Modal Rakyat. Tujuannya menciptakan alternatif produk modal kerja baru dengan bantuan teknologi digital yang dapat menyentuh segmen market baru.

Saat itu bisnis peer to peer (P2P) lending mulai berkembang di beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan China.

Profil Hendoko Kwik CEO Modal Rakyat
HalKeterangan
Pengalaman KerjaCEO and Co-Founder Modal Rakyat, Desember 2019-Sekarang (1 tahun 4 bulan)
 Co Founder & Commisioner VERIHUBS, Jan 2019- Sekarang (2 tahun 3 bulan)
 Co Founder & Chief Of Business Modal Rakyat, Feb 2018-Des 2019 (1 year 11 months)
 VP - Senior Branch Manager Bank Sahabat Sampoerna, Oct 2016-Jan 2018 (1 tahun 4 bulan)
 AVP - Area Business Leader Bank BTPN, Nov 2013-Oktober 2016 (3 tahun)
 AVP - Business Manager SME Banking Bank Danamon, Sep 2013-Nov 2013 (3 bulan)
 Senior Manager - Business Manager SME Banking Bank Danamon, Feb 2012-Aug 2013 (1 tahun 7 bulan)
 Manager - Relationship Manager SME Banking Bank Danamon, Jan 2011-Jan 2012 (1 tahun, 1 bulan)
 AM - Relationship Officer SME Banking Bank Danamon, Oktober 2008-Maret 2011 (2 tahun 6 bulan)
 Network Administrator Binus University, Agustus 2007-sept 2008 (1 tahun 2 bulan)
 Software Laboratory Teaching Assistant Binus University, Agustus 2005-Agustus 2007 (2 tahun 1 bulan)
PendidikanUniversitas Trisakti, Master's degree, Finance and Financial Management Services 2011-2014
 Binus University, Bachelor, Information Technology 2004-2008

Awal pendiriannya, Modal Rakyat kesulitan mencari pemberi pinjaman. Saya ingat pertama kali pinjaman yang dibutuhkan Rp 300 juta lalu kita naikkan ke marketplace. Karena ini sistemnya crowdfunding, kita kumpulkan dana dari para user terlebih dahulu sampai memenuhi kebutuhan pinjaman tersebut baru kita cairkan. "Nah waktu itu, sampai tiga pekan kebutuhan Rp 300 juta tak terpenuhi. Saya hubungi temen-temen untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut," kenangnya.

Momentum itu akhirnya lewat, seiring peningkatan pendana ritel yang pada awal tahun 2019 sudah mencapai 10.000. Selain itu, Modal Rakyat juga mulai mendapatkan pendana institusi pertama yang datang dari perusahaan multifinance Jepang, Saison Multifinance.

"Ketika kami akhirnya bisa kerjasama channeling dengan multifinance, kita merasa produk kami punya market feed. Ada institusi yang lebih dewasa percaya sama kami berarti yang kami kerjakan menuju pada hal yang benar," ujar Hendoko.

Hendoko mengakui, sering terjadi perbedaan pendapat di antara para founder Modal Rakyat di awal perjalanan bisnis mereka. Tapi perbedaan pendapat bisa diminimalisir seiring berjalannya waktu. Mereka saling mengerti dan memperbanyak mengisi waktu luang bersama.

Sebagai pemimpin, Hendoko mengibaratkan dirinya sebagai jenderal berkuda yang ikut berperang dengan memimpin tim yang saat ini berjumlah 60 orang.

Kebiasaan turun tangan dalam menjalankan bisnis juga tampak ketika Hendoko melihat ada salah satu karyawan yang terlihat tidak bersemangat. Ia mengajak karyawan tersebut mengikuti sesi mentoring dan menggali kembali motivasinya untuk mencari solusi. Biasanya, ia akan melakukan sesi tersebut dua pekan sekali selama tiga bulan.

Berlandaskan filosofi kekeluargaan, Hendoko ingin agar tiap individu dari tim tidak hanya memikirkan key performance indicator (KPI) pribadi melainkan memikirkan pula visi bersama.

Ia berharap bisa membawa Modal Rakyat menjadi top of mind masyarakat untuk sektor permodalan alternatif. Ia ingin masyarakat bisa mengetahui jika butuh modal tidak hanya lari ke bank, tapi bisa menuju P2P lending seperti Modal Rakyat.

Analoginya jika kita ingin makan mi instan pasti terpikirkan untuk beli Indomie. Lalu ada bubur instan namanya Super Bubur. Nah, kami mau jadi Super Bubur. Tidak mengalahkan perbankan, tapi setidaknya masyarakat ingat Modal Rakyat, jelas Hendoko.

Ia memiliki keinginan pribadi yang hingga saat ini belum tercapai, yaitu membangun sekolah programming untuk para disabilitas. Ia sadar, keinginan tersebut belum akan terwujud dalam waktu dekat. "Kita ini di Indonesia sebenarnya masih kekurangan programmer," ujarnya.

Olahraga sambil ngelobi

Di sela-sela kesibukan mengurus Modal Rakyat, Hendoko Kwik selalu menyempatkan waktu luangnya untuk menjalankan hobinya berolahraga. Saat pandemi, Hendoko memilih driving golf untuk menyalurkan aktivitasnya untuk berolahraga. Maklum hanya olahraga tersebut yang diizinkan saat awal pandemi.

"Awal-awal pandemi, kami semua work from home. Nah, saya mulai cari aktivitas olahraga yang bisa dilakukan dan ternyata salah satu aktivitas olahraga yang waktu itu diizinkan ya driving golf karena outdoor," ungkap Hendoko

Ia mengaku langsung jatuh cinta dengan olahraga tersebut ketika mulai mencoba di awal-awal pandemi corona (Covid-19). Tak tanggung-tanggung, pria asal Jambi ini langsung memutuskan berinvestasi pada perlengkapan golf yang modern dan mumpuni. Ia membeli hanya sepekan pasca pertama kali bermain golf.

Ia melihat, sifat golf yang universal menyebabkan banyak orang melakukan aktivitas tersebut. Sehingga bisa memperluas jaringan yang tentunya berdampak baik pada bisnisnya di Modal Rakyat.

Ia bercerita dirinya sering bertemu dengan partner yang dimiliki, seperti pejabat perusahaan multifinance dan pejabat di industri perbankan.

Hendoko akhirnya menjadikan golf sebagai sarana melobi saat akhir pekan. "Akhirnya itu saya baru sadar bahwa ternyata di dalam gim golf itu komunikasi kami lebih enak dan lebih cair, ujar Hendoko.

Menurutnya, golf bisa memberikan banyak jaringan jika rutin mengikuti beberapa kompetisi. Ambil contoh, jika ada kompetisi yang digelar oleh himpunan pengusaha alat berat, ia bisa bertemu dengan beberapa pejabat dari pengusaha alat berat yang bisa saja menjadi nasabah baru

Hanya saja, Hendoko belum terlalu sering mengikuti kompetisi golf lantaran mengurus bisnis Modal Rakyat. Setidaknya saat ini setiap akhir pekan ia rutin menjalankan aktivitas golf baik driving golf maupun game full.

kontan