Harga Daging Sapi, Ayam dan Cabai Melonjak di Awal Ramadan, Ini Baru Permulaan

ILUSTRASI. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi meninjau harga dan stok bahan pangan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta menjelang puasa dan lebaran, Rabu (7/4). DOK/Kemendag

Reporter: Abdul Basith Bardan, Lidya Yuniartha, Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki awal bulan Ramadan, harga beberapa komoditas pangan masih cukup tinggi. Harga bahan pangan yang tercatat masih tinggi adalah daging sapi, daging ayam, dan cabai rawit.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, saat ini masih dalam fase pertama kenaikan harga pangan selama periode Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri. "Masih belum H+7 Ramadan. Tren harga baru bisa diketahui saat H+7 fase pertama," ujar dia kepada KONTAN, Kamis (15/4).

Abdullah menerangkan, biasanya kenaikan harga pangan di bulan puas dan Lebaran terdiri atas tiga fase. Pertama, seminggu menjelang bulan puasa. Umumnya, harga bahan pangan mulai menurun di pertengahan bulan Ramadan. Kedua, seminggu hingga tiga hari menjelang Lebaran. Dan Ketiga, beberapa hari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Menurut dia, beberapa komoditas yang harganya masih cukup tinggi saat ini antara lain daging ayam, daging sapi, cabai rawit merah, dan cabai merah. Harga bahan pangan ini kembali naik.

Berdasarkan pantauan KONTAN di situs Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pada Jumat (16/4), harga sejumlah bahan pangan di Jakarta masih tinggi. Daging sapi, misalnya, bertengger di harga Rp 137.100 per kilogram (kg), ayam ras Rp 41.650 per kg, dan cabai rawit merah Rp 81.650 per kg.

Meski harga tinggi, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memastikan harga pangan stabil pada bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.

Dia bilang, permintaan yang tinggi membuat harga komoditas pangan, seperti daging sapi, telur, dan daging ayam, terkerek naik. Tapi, pergerakan harganya masih menunjukkan pada batas normal.

Deputi Bidang Kajian dan Advokasi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Taufik Ariyanto mengungkapkan, gejolak harga bahan pangan, seperti daging sapi dan cabai, terjadi hampir di semua wilayah di Indonesia.

Ia mencontohkan, harga daging sapi naik sekitar 16% di wilayah Sumatera, kemudian melonjak 20% di daerah Kalimantan. Bahkan, di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur, kenaikan harganya mencapai 30%.

Menurut Taufik, untuk mencari penyebab tingginya harga bahan pangan, KPPU akan mendalami jalur distribusi yang panjang sebagai dugaan harga komoditas bergejolak. "Kami menduga ada masalah, terutama pada harga daging ayam ras karena harga di hulunya rendah," sebutnya.

KONTAN