Jangan Bandel? Warren Buffett & Lo Kheng Hong Aja Ogah Main Kripto


Jakarta, Indonesia - Demam investasi di aset kripto di seluruh dunia tak membuat pesohor investasi ikut terkun di dalamnya. Dua tokoh panutan dalam dunia investasi, Chairman dan CEO Berkshire Hathaway dan Lo Kheng Hong secara gamblang menolak berinvestasi pada aset kripto.

Buffett bahkan berulang kali mengatakan Bitcoin merupakan investasi yang buruk, punya kecenderungan spekulasi tinggi alias berjudi. Sementara Lo Kheng Hong menilai kripto tak memiliki aset yang berwujud.
Tahun 2018 lalu saat pertemuan tahunan Berkshire, investor kawakan ini pernah membandingkan uang kripto dengan kemungkinan kotak racun tikus. Selanjutnya dia mengatakan pada CNBC, Bitcoin tidak menciptakan apa-apa.

"Saat Anda membeli aset non-produktif, semua yang anda andalan adalah orang membayar lebih pada anda karena mereka lebih bersemangat saat ada orang lain datang," kata Warren, dikutip dari Express, Senin (26/4/2021).

Beberapa minggu sebelumnya, dia bahkan menyebut berinvestasi pada Bitcoin adalah perjudian. Menurutnya itu jenis pemain bukan investasi.

Warren juga sempat memperingatkan para investor jika Bitcoin dan mata uang kripto lain 'hampir pasti' akan datang 'di akhir yang buruk'.

Pada hari Jumat (23/4/2021), sejumlah mata uang kripto mengalami penurunan. Harga Ethereum menurun lebih dari 10% menjadi US$2140 sementara Bitcoin sebesar 3,.44% ke angka US$49.903,71.


Anjloknya harga mata uang kripto hanya berselang satu hari sejak Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana perubahan pada kode pajak. Termasuk menaikkan pajak capital gain menjadi 39,6%.

Rencana itu dikritik pengguna media sosial yang menyebutkan dapat merugikan investor mata uang kripto.

Namun sejumlah analis meyakini jika pasar kripto akan kembali normal. Salah satu penyebabnya adalah sejumlah investor ritel dan institusi mengeluarkan kebijakan mata uang digital sebagai aset yang sah.

"Saya pikir mungkin kamu haru punya semacam penjualan teknis. Ether menjadi penggerak, yang mengungguli performa dari Bitcoin," kata Kepala Penelitian Pepperstone Markets Ltd, Chris Westo, dikutip Reuters.

Sementara itu, investor kawakan Indonesia Lo Kheng Hong rupanya tak mau ikut latah ikut terjun berinvestasi ke aset kripto. Pria yang mendapat julukan Warren Buffet Indonesia ini menilai kripto tak memiliki aset yang berwujud.
"Saya tidak tertarik membeli crypto currency atau uang digital, karena tidak ada Aset berwujud yang menyertainya," kata Lo, sapaan akrabnya, kepada CNBC Indonesia, Senin (26/4/2021).

Bagi Lo, investasi saham merupakan satu-satunya investasi yang menjanjikan. Penganut prinsip value investing ini menilai, saham merupakan bentuk kepemilikan pada suatu perusahaan yang menghasilkan produk dan jasa untuk kebutuhan manusia.

Selain itu, lanjut Lo, peruahaan punya nilai tambah karena membuka lapangan kerja dan memberikan kontribusi bagi pendapatan negara dalam bentuk pembayaran pajak.
"Saya hanya tertarik membeli saham karena saham adalah kepemilikan dalam perusahaan yang bisa menghasilkan produk & jasa bagi hidup kita. (Perusahaan) menciptakan lapangan pekerjaan dan membayar pajak kepada negara," kata Lo lebih lanjut.
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sidharta Utama pekan lalu mengungkapkan saat ini, ada sekitar 4,2 juta investor di aset kripto.

Jumlah investor kripto tersebut mengalahkan jumlah investor saham. Per Februari, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah Single Investor Identification (SID) saham mencapai 2 juta akun atau tepatnya 2.001.288 akun. Angka ini naik 18,05% atau 306.020 SID dari akhir 2020 sejumlah 1,69 juta akun atau tepatnya 1.695.268 akun.

Selain itu, Sidharta juga mengungkapkan nilai transaksi rerata harian aset kripto saat ini mencapai Rp 1,5 triliun per hari.