Trading Euro Cuan Rp 44 Juta/lot, Ramalan Morgan Stanley Jitu!


Jakarta, Indonesia - Nilai tukar euro melawan dolar Amerika Serikat (AS) atau EUR/USD melemah sepanjang bulan April. Beberapa bank investasi ternama memang memprediksi mata uang 19 negara ini akan menguat di bulan ini, bahkan 3 bulan ke depan.
Reuters melakukan polling terhadap beberapa bank investasi menunjukkan median di akhir bulan ini euro berada di US$ 1,1800. Artinya mengalami kenaikan dibandingkan posisi akhir Maret.

Beberapa bank memprediksi lebih tinggi dari level tersebut, Morgan Stanley misalnya memprediksi euro akan mencapai US$ 1,2000 di akhir bulan ini, begitu juga dengan Deutche Bank. Sementara Bank ANZ dan National Australia Bank (NAB), memberikan proyeksi di US$ 1,2100.

Di akhir kuartal II-2020, median dari polling tersebut menunjukkan euro berada di level US$ 1,9000. Morgan Stanley memberikan proyeksi di US$ 1,2200, dan Deutsche Bank di US$ 1,2500.

NAB yang paling tinggi memberikan proyeksi euro di US$ 1,2600 di akhir kuartal II. 

Bank ANZ justru memberikan prediksi euro berada di level US$ 1,2000 meski lebih tinggi ketimbang median, tetapi di bawah prediksinya untuk satu bulan ke depan.

Bulan April belum berakhir, target euro ke US$ 1,2000 dari Morgan Stanley dan Deutsche Bank sudah tercapai.

Euro vs Dolar AS (EUR/USD)



Melansir data Refinitiv, euro di akhir Maret berada di level US$ 1,1728, sementara Selasa kemarin mengakhiri perdagangan di US$ 1,2033, mengalami kenaikan 305 pip atau 2,6%.

Pip adalah satuan poin terkecil untuk mewakili perubahan harga dalam trading forex. 1 pip dalam EUR/USD senilai US$ 10 jika bertransaksi sebesar 1 lot.

Dalam trading forex, jika terjadi kenaikan harga maka posisi beli atau long akan memperoleh cuan. Euro lawan dolar AS disimbolkan dengan EUR/USD dalam trading forex.

Seorang trader yang mengambil posisi long di akhir Maret, dan menahan posisinya hingga kemarin tentunya akan akan mendapat cuan 305 pip x US$ 10 = US$ 3.050 atau jika di-rupiah-kan lebih dari Rp 44 juta (Rp 14.500/US$). Jumlah profit belum termasuk potongan komisi dan bunga menginap yang berbeda-beda di setiap broker.

Untuk membuka 1 lot kontrak standar dibutuhkan modal yang berbeda-beda tergantung berapa leverage (rasio antara dana si trader sendiri dan dana pinjaman) yang digunakan oleh trader.

Tanpa leverage untuk membuka posisi 1 lot dibutuhkan modal sebesar US$ 100.000. Modal itu tentunya sangat besar, sehingga broker-broker memberikan leverage agar trading menjadi lebih terjangkau.

Di Indonesia sendiri broker pada umumnya menyediakan leverage 1:100, maka jumlah modal yang dibutuhkan atau dikenal dengan margin untuk membuka 1 lot standar adalah 100.000/100 = US$ 1.000.