Arab Saudi Maunya Vaksin dari Eropa dan Amerika, Pemerintah Diminta Lobi Untuk Haji
Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberangkatan jamaah haji asal Indonesia bisa terganggu jika pemerintah tidak segera bernegosiasi dengan Pemerintah Arab Saudi. Pasalnya Arab Saudi hanya menyetujui vaksinasi jamaah haji menggunakan vaksin bikinan Eropa dan Amerika Serikat (AS) sedangkan Indonesia lebih banyak memiliki Vaksin Sinovac bikinan China.
Kebijakan Arab Saudi sejauh ini hanya menyetujui penggunaan vaksin keluaran Pfizer, Moderna, Johnson and Johnson dan AstraZeneca. Adapun Indonesia baru memiliki satu jenis vaksin yang sesuai dengan kriteria itu yakni AstraZeneca.
Indonesia belum memiliki Vaksin Pfizer. Lalu pasokan Vaksin Johnson and Johnson baru akan ada mulai tahun 2022. Johnson and Johnson belum dapat memenuhi pasokan vaksin untuk Indonesia pada tahun ini.
Kalau Arab Saudi bersikukuh dengan kebijakannya, sejumlah negara akan terkendala dalam mengirimkan jamaah haji. "Terutama seperti Indonesia yang selama ini jumlah jamaah hajinya terbesar di dunia," ujar Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (25/5).
Bio Farma berharap pemerintah dapat segera merealisasikan negosiasi dengan Arab Saudi agar Vaksin Sinovac yang saat ini telah digunakan dapat diterima sebagai syarat keberangkatan jamaah haji. Toh Vaksin Sinovac sedang dalam proses memperoleh prosedur emergency use listing (EUL) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kemungkinan pekan pertama atau pekan kedua Juni 2021, vaksin itu memperoleh EUL.
Saat ini Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN sedang berdiskusi secara internal terkait diplomasi negosiasi dengan Arab Saudi. Harapannya, diplomasi pemerintah tersebut kemudian bisa menjadi pertimbangan bagi Pemerintah Arab Saudi untuk memberikan tambahan persetujuan jenis vaksin.
Selain pengajuan Vaksin Sinovac sebagai syarat keberangkatan haji, Bio Farma mengusulkan opsi lain berupa vaksinasi ulang. Jadi jamaah haji asal Indonesia yang telah mendapat vaksinasi Sinovac agar divaksinasi lagi dengan Vaksin AstraZeneca.
Namun usulan tersebut memerlukan pertimbangan dari BPOM, Komnas KIPI dan ITAGI. "Ini tentunya harus dipertimbangkan oleh ahlinya," tutur Honesti.
Posting Komentar