Bank BUMN Garap Fokus Usahanya

Selasa, 25 Mei 2021 | 10:43 WIB
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di salah satu agen BRILink di Pondok Kacang, Tangerang Selatan, Senin (24/5).(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama tiga bulan pertama tahun ini, bank-bank milik negara mampu mencatat pertumbuhan di lini bisnis yang menjadi fokusnya. Sesuai dengan arahan Kementerian BUMN, akhir tahun lalu, tiap anggota himpunan bank milik negara (Himbara) mampu mencetak pertumbuhan di fokus usahanya selama kuartal I-2021.

PT Bank Mandiri Tbk yang kebagian segmen korporasi, mencatatkan pertumbuhan kredit wholesale sebesar 0,18% year-on-year (yoy) menjadi Rp 513,9 triliun per akhir Maret 2021. Sedang kredit untuk segmen corporate per akhir triwulan pertama tahun ini mencapai Rp 321,7 triliun, atau tumbuh 3,89% year-to-date (ytd).

Kami optimistis pertumbuhan di segmen wholesale akan mengalami perbaikan. Salah satu penyebabnya tercermin dari indeks PMI yang cenderung meningkat. Faktor lain adalah progress program vaksinasi serta kebijakan maupun stimulus dari pemerintah, ujar Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha kepada KONTAN pada Senin (24/5).

Bank Mandiri yakin kredit wholesale dalam basis bank only bisa tumbuh di kisaran 4%-5% pada tahun ini. Untuk mencapai target itu, Bank Mandiri akan fokus menyalurkan kredit ke sektor yang memiliki prospek positif seperti fast moving consumer goods (FCMG), energi, konstruksi, serta perkebunan sawit dan usaha turunannya.

Kendati kuartal-I menghadirkan banyak tantangan, namun PT Bank BNI Tbk mampu membesarkan bisnis internasionalnya. Wakil Direktur Utama Bank BNI Adi Sulistyowati menuturkan, tantangan itu sejalan dengan pemulihan perekonomian Indonesia yang belum signifikan.

Namun, "Per Maret 2021, bisnis internasional mencatatkan pertumbuhan bunga bersih sebesar 22% yoy. Untuk pendapatan non bunga, BNI mencatat trade finance tumbuh 19% yoy, ujar Adi.

Pertumbuhan itu ditopang oleh pendapatan dari kegiatan penyaluran kredit di kantor cabang luar negeri (KCLN) dan pertumbuhan transaksi trade finance di dalam negeri. BNI berharap pendapatan operasional KCLN tumbuh di atas 20% sepanjang 2021.

Target itu didasarkan atas proyeksi IMF atas pertumbuhan ekonomi emerging market sebesar 6%, dan mempertimbangkan tren bunga rendah yang bertahan di tahun ini.

BNI juga dalam tahap akhir pengembangan BNI Mobile Remittance (MoRe) di KCLN Singapura yang memiliki kapabilitas untuk melakukan bill payment. BNI KCLN Tokyo bekerja sama dengan KBRI dan Kantor Perwakilan BI di Tokyo gencar mengkampanyekan ke entitas bisnis di Jepang terkait kerja sama Local Currency Settlement (LCS) antara Indonesia dan Jepang, ujar dia.

Sedang PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) terus menyesuaikan portofolio kreditnya sesuai arahan Kementerian BUMN.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menuturkan, BRI akan menjaga porsi kredit korporasi tidak melampaui 20% dari total kredit BRI. Bahkan, angka itu ditargetkan turun hingga 15%. Sebanyak 85% dari portofolio kredit BRI akan mengalir ke segmen UMKM, yang merupakan fokus usahanya.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang kebagian spesialisasi di kredit perumahan, mencatatkan pertumbuhan kredit 3,19% yoy menjadi Rp 261,34 triliun pada Maret 2021.

Pertumbuhan itu ditopang Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi yang naik 9,04% yoy jadi Rp 122,96 triliun. Penyaluran KPR non subsidi tumbuh 0,25 menjadi Rp 80,15 triliun, setelah terkontraksi di tahun lalu.

kontan