Berlomba Siapkan Dana Investasi, Industri Sambut Kehadiran 5G

Senin, 31 Mei 2021 | 07:18 WIB
ILUSTRASI. Telkomsel resmi menjadi pionir layanan 5G di Indonesia, Kamis (27/5/2021). ANTARA FOTO/ Reno Esnir/aww. *** Local Caption ***

Reporter: Venny Suryanto, Amalia Nur Fitri | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia resmi menjajal teknologi telekomunikasi generasi kelima alias 5G, pada Kamis (27/5) pekan lalu. PT Telkomsel, anak usaha Grup Telkom, mulai menggelar layanan 5G di sembilan kota di Indonesia. Kesembilan kota itu adalah Medan, Batam, Jakarta, Bandung, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Balikpapan dan Makassar.

Selain Grup Telkom, sejumlah pengelola menara telekomunikasi, operator hingga vendor ponsel berancang-ancang menggelar layanan 5G.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), misalnya, menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 2 triliun untuk menambah menara dan menyiapkan infrastruktur teknologi 5G.

Direktur Keuangan TBIG, Helmy Yusman menyatakan, penambahan dan persiapan tersebut akan menyumbang pertumbuhan yang baik dibandingkan realisasi 2020. "Kami berharap kinerja 2021 terus tumbuh positif," ujar dia, Sabtu (29/5).

TBIG juga memasang target penambahan 7.400 tenant. Helmy bilang, dari 7.400 tenant tersebut, sebanyak 4.000 tenant di antaranya akan berasal dari akuisisi 3.000 menara milik PT  Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST).

Setali tiga uang. PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON) sudah melakukan persiapan menyambut teknologi 5G dengan mengganti infrastruktur BTS. "Dari sisi untung, maka akan ada peningkatan revenue untuk coverage baru," ujar Direktur Utama GHON, Rudolf P Nainggolan saat dihubungi KONTAN, Jumat (28/5).

GHON mengucurkan anggaran sebesar Rp 50 miliar untuk potensi pengembangan jaringan 5G. Adapun total capex yang disiapkan GHON tahun ini senilai Rp 200 miliar.

Rudolf melanjutkan, daerah yang dituju nantinya merupakan daerah padat dan kota-kota besar, seperti kawasan BSD Tangerang, Tangerang Kota, Bandung, Surabaya dan lainnya. "Kami menargetkan di daerah-daerah padat atau kota kota besar, seperti BSD Tangerang Selatan, Tangerang Kota, Bandung, Surabaya dan lainnya," sambung dia.

Hingga kuartal pertama tahun ini, Gihon Telekomunikasi telah memiliki 1.281 penyewaan yang terdiri dari 734 sites telekomunikasi dan 547 kolokasi.

Lokasi penyewaan tersebar di Pulau Jawa, yakni sebanyak 856 sites, Sumatra 335 sites, Kalimantan 48 sites dan Sulawesi 42 sites. Adapun rasio kolokasi GHON meningkat menjadi 1,75 pada 31 Maret 2021 yang sebelumnya 1,74 per 31 Desember 2020.

Rudolf mengemukakan, dari bisnis organik selama tiga bulan pada tahun 2021 ini, GHON berhasil menambah 39 penyewaan atau bertumbuh 3,14%. Angka tersebut terdiri dari 21 menara telekomunikasi dan 18 kolokasi.

Ekspansi jaringan

Sementara itu emiten telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) juga telah menyiapkan dana capex Rp 7 triliun pada tahun ini, untuk mendukung infrastruktur 5G di Indonesia.

Tri Wahyuningsih, Group Head Corporate Communications PT XL Axiata Tbk berujar, pihaknya sangat serius dalam mengembangkan layanan 5G, baik teknis maupun non teknis.

Adapun persiapan teknis yang sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari, antara lain menggelar jaringan fiber (fiberisasi), modernisasi jaringan radio, persiapan jaringan core, billing dan IT juga serangkaian uji coba, termasuk Dynamic Spectrum Sharing (DSS) antara 5G dan 4G, serta beberapa kali uji coba jaringan 5G.

"Selain itu, kami masih membutuhkan tambahan spektrum frekuensi yang memadai agar bisa memberikan kualitas 5G yang sesungguhnya," kata Tri Wahyuningsih kepada KONTAN, kemarin.

Public Relations Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto mengatakan, pihaknya meluncurkan perangkat ponsel yang sudah dilengkapi jaringan 5G. "Oppo sudah lama mempersiapkan 5G di Indonesia, mulai dari November 2019 kami pernah mendemonstrasikan jaringan 3.5 Ghz dan melakukan panggilan video call pertama di Indonesia," ujar dia kepada KONTAN, kemarin.