PLN Akan Membangun 168 Stasiun Pengisian Daya Kendaraan Listrik Tahun Ini

 Sabtu, 22 Mei 2021 | 07:10 WIB

ILUSTRASI. Sejauh ini sudah terealisasi 32 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di 14 kota. ÊANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc.

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan pembangunan 168 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) sepanjang 2021. Sejauh ini sudah terealisasi 32 SPKLU di 14 kota.

Pengembangan SPKLU yang merupakan sarana pendukung operasional kendaraan listrik sejalan dengan agenda pemerintah menuju transportasi rendah karbon. Untuk itu, PLN juga berharap bisa menggandeng mitra bisnis dalam mempercepat realisasi pengadaan infrastruktur kendaraan listrik. Mereka juga berupaya menumbukan minat pasar.

Paling tidak ada empat upaya PLN. Pertama, menyediakan model bisnis yang menarik untuk menggaet minat investasi investor dalam penyediaan sarana SPKLU seperti diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No 13/2020.

Kedua, memastikan bahwa pasokan listrik untuk kebutuhan pengisian daya di SPKLU bisa terjamin.

Ketiga, memberi insentif diskon untuk pengisian kendaraan listrik pada rentang pukul 10.00 sampai pukul 16.00 atau 17.00. Kebijakan itu sekaligus untuk memanfaatkan utilisasi produksi listrik yang tidak terpakai di jam-jam tersebut.

Keempat, menyediakan aplikasi untuk memudahkan pemilik kendaraan listrik mengisi daya dan mengawasi kondisi SPKLU di mana lokasi pun secara realtime.

Selain mengurangi karbon atau emisi,  penggunaan kendaraan listri bisa turut mengurangi impor. PLN memproyeksikan, importasi BBM Indonesia bisa mencapai sekitar Rp 500 triliun pada tahun 2030. Lalu pada tahun 2060 akan mencapai Rp 1.000 triliun jika Indonesia masih mengandalkan penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil alias internal combustion engine (ICE).

Executive Vice President of Engineering and Technology PLN Zainal Arifin mengatakan, data tahun 2019 menunjukkan impor BBM di atas Rp 300 triliun dan akhir tahun 2017 mencapai Rp 330 triliun dengan 80% dipakai untuk kendaraan transportasi darat. "Kalau lihat data itu setara dengan 2% GDP nasional," katanya dalam diskusi panel virtual bertajuk Peluang dan Tantangan Pengembangan Ekosistem Battery, Electric Vehicle, dan Solar PV Rooftop di Indonesia, Kamis (20/5).

kontan