Prediksikan Kapan Harga Dogecoin Runtuh Analisis Ini
Jika tak kunjung muncul katalis penguat yang mendorong aksi beli dari Dogecoin, maka tinggal menunggu waktu harga aset kripto tersebut kembali turun.
JAKARTA – Aset kripto Dogecoin baru saja mendapatkan euforia setelah mengalami kenaikan harga akibat pernyataan terbaru dari Elon Musk.
Dogecoin memang menjadi salah satu aset kripto yang sedang naik daun saat ini. Kepopulerannya bahkan menyaingi aset kripto lawas seperti Bitcoin dan Ethereum. Namun, sejumlah analis mewanti-wanti terkait dengan tren harga terbaru dari Dogecoin tersebut.
Seperti dilansir dari Bloomberg, harga Dogecoin pada Jumat (14/5/2021) pukul 15.30 WIB, harga aset kripto telah menyentuh level US$0,561 atau setara Rp8.000 lebih per keping mengacu kurs Rp14.565 per US$.
Mengacu data Coindesk, nominal tersebut menguat 36 persen lebih dari posisi US$0,412 per akhir Kamis (13/5/2021) kemarin.
Managing Partner Fairlead Strategies Katie Stockon mengatakan bahwa kendati dalam pergerakan rebound, grafik teknikal Dogecoin menampakkan adanya indikasi aksi penjualan besar-besaran oleh para pemiliknya saat ini.
“Kita benar-benar hanya perlu memahami hukum likuiditas—dan dalam beberapa hal juga terkait volume transaksi—untuk memahami kemanan suatu aset kripto. Untuk Dogecoin, saat ini memang sedang ada peningkatan tipis, tapi hal seperti itu sudah sangat biasa dalam dunia kripto,” tuturnya seperti dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (14/5/2021).
Menurut Katie, jika tak kunjung muncul katalis penguat yang mendorong aksi beli, hanya tinggal menunggu waktu bagi aksi jual tersebut untuk mencapai klimaks dan pada akhirnya harga Dogecoin kembali runtuh.
“Saya pikir pelemahan kuat harga yang kemarin terjadi perlu digarisbawahi,” imbuhnya.
Dari sudut pandang lebih makro, kolumnis Bloomberg Brandon Kochkodin cenderung menilai pergerakan Dogecoin dan aset kripto lain secara keseluruhan juga akan terpengaruh oleh sentimen global.
Belakangan, Binance Holdings Ltd., perusahaan perdagangan aset kripto terbesar di dunia tengah berada dalam investigasi Departemen Keadilan dan Layanan Pendapatan Internal AS.
Kabar tersebut pertama kali muncul dari pemberitaan Bloomberg Kamis (13/5/2021).
Pemerintah AS dalam hal ini mulai menaikkan level kewaspadaan mereka karena menduga layanan Binance Holdings semakin sering disalahgunakan untuk tindak pencucian uang di kalangan pengusaha besar.
“Berita investigasi tersebut telah mengirim Bitcoin dan Ethereum, dua aset kripto terbesar, masing-masing dengan penurunan lebih dari 7 persen. Itu karena pasar khawatir pemerintahan Biden mengambil pendekatan yang lebih keras terhadap industri yang sebagian beroperasi di luar pengawasan regulator,” tulis Kochkodin.
Kekhawatiran lain juga muncul seiring rilis laporan keuangan Coinbase Global Inc beberapa jam sesudahnya. Dalam laporan keuangan tersebut, Coinbase mencatatkan pendapatan di bawah konsensus analis dan pertumbuhan pengguna layanan asal AS tersebut kedapatan mengalami tren penambahan yang relatif tipis.
Kochkodin menilai kinerja tersebut bisa mempengaruhi Dogecoin, mengingat belum lama ini Coinbase Global Inc sempat menyatakan ketertarikan mereka untuk memasukkan Dogecoin sebagai salah satu aset kripto yang diperdagangkan di platformnya.
Posting Komentar