April 2021, Sri Mulyani Sebut APBN Sudah 'Tekor' Rp 138 T

 
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat hingga akhir April 2021 defisit anggaran mencapai Rp 138,1 triliun. Defisit ini setara dengan 0,83% dari Produk Domestik Bruto (PDB).


Defisit ini terjadi karena penerimaan negara yang tercatat Rp 585 triliun atau lebih rendah dari belanja negara yang terealisasi Rp 723 triliun hingga akhir April 2021.


"Secara umum kita liat kinerja APBN menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun lalu. Penerimaan sudah mulai tumbuh 6,5% meski masih lebih kecil dibandingkan belanja negara," ujarnya dalam Rapat Kerja di Komisi XI DPR RI, Senin (24/5/2021).


Lanjutnya, untuk keseluruhan tahun defisit negara masih sama dengan sebelumnya yakni dipatok 5,7% terhadap PDB. Hingga saat ini belum ada rencana untuk merevisi defisit tersebut.


Secara rinci, pendapatan negara sampai dengan akhir April 2021 sebesar Rp 585 triliun atau tumbuh 6,5% (yoy). Realisasi ini sudah mencapai 33,5% dari target dalam APBN sebesar Rp 1.743,6 triliun.


Pendapatan negara terdiri dari penerimaan pajak Rp 374,9 triliun atau minus 0,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 376,6 triliun. Sedangkan penerimaan bea cukai tumbuh 36,5% atau tercatat sebesar Rp 78,7 triliun.


Kemudian, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp 131,3 triliun atau tumbuh 14,9% (yoy) dan hibah realisasinya mencapai Rp 100 miliar atau tumbuh 94,2% (yoy).


Sementara itu, belanja negara terealisasi Rp 723 triliun atau tumbuh 15,9% dari periode April 2020. Belanja ini terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 489,8 triliun dan belanja non-K/L sebesar Rp 211,3 triliun.


Selanjutnya, belanja transfer ke daerah dan Dana Desa (TKDD) hingga akhir April 2021 tercatat sebesar Rp 233,2 triliun atau turun 3,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang terealisasi Rp 241,3 triliun.


Dihimpun dari : cnbci