Tambang Bitcoin cs Ditutup, Xi Jinping Makin Hajar Kripto

Foto: Presiden China Xi Jinping di acara Konferensi Dialog Peradaban Asia, Rabu (15/5/2019). (Foto: REUTERS/Thomas Peter)

Jakarta, Tindakan tegas China terhadap perdagangan cryptocurrency (kripto) semakin menjadi. Minggu ini, pihak berwenang di provinsi Qinghai di barat laut China dan sebuah distrik di Xinjiang memerintahkan proyek penambangan cryptocurrency untuk ditutup.

Dilansir dari Reuters, kantor Qinghai dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China memerintahkan larangan proyek cryptomining baru dan menyuruh yang sudah ada untuk ditutup di provinsi tersebut para Rabu (9/6/2021).

Cryptominers yang mendirikan proyek yang mengklaim menjalankan data besar dan pusat komputasi super akan dihukum, dan perusahaan dilarang menyediakan situs atau pasokan listrik untuk aktivitas penambangan.

Komisi Pembangunan & Reformasi Prefektur Changji Hui Xinjiang juga mengirimkan pemberitahuan yang memerintahkan pembersihan sektor tersebut pada hari Rabu. Proyek Cryptomining di Zhundong Economic-Technological Development Park nasional Xinjiang diperintahkan untuk ditutup.

Menurut data University of Cambridge, Xinjiang adalah pusat penambangan bitcoin terbesar di China, menyumbang sekitar sepertiga dari total daya komputasi. Qinghai berada di tempat kesembilan.

Pemerintah daerah lain sudah merespon. Mongolia Dalam, pusat pertambangan terbesar ketiga di China, telah menerbitkan rancangan aturan untuk membasmi bisnis dan otoritas di Sichuan, di tempat kedua, telah mengumumkan penyelidikan ke sektor tersebut.

China sendiri telah meningkatkan tindakan keras terhadap cryptocurrency setelah kenaikan global dalam harga bitcoin menghidupkan kembali spekulasi lokal.
Selain langkah Dewan Negara, tiga badan industri melarang layanan keuangan dan pembayaran terkait kripto, salah satu faktor di balik aksi jual global yang secara singkat menghapus US$1 triliun dari kapitalisasi pasar kripto.

China memang telah menyumbang lebih dari setengah produksi bitcoin global, tetapi beberapa penambang telah mempertimbangkan untuk pindah ke tempat lain setelah Dewan Negara, kabinet China, berjanji menekan penambangan dan perdagangan bitcoin bulan lalu.

"Kami berdiri di titik belok untuk industri pertambangan di Asia," kata Lei Tong, Managing Director Financial Services di Babel Finance, pemberi pinjaman crypto dan manajer aset yang berbasis di Hong Kong.

"Banyak penambang sekarang secara serius mengevaluasi kembali rencana operasional masa depan mereka karena lingkungan peraturan saat ini tidak menguntungkan untuk pertumbuhan dan skala bisnis mereka."

Tong mengatakan mereka akan mencari destinasi baru. Dalam skala global, kata Tong, Amerika Utara dan Eropa menjadi tempat yang paling dicari, diikuti oleh negara-negara di Asia Tengah dan Timur Tengah.