Terpaksa Tutup 10 Tambang Miliknya, Drama Juragan Bitcoin
Sichuan, Pemerintah China baru-baru ini merazia dan menutup banyak penambangan Bitcoin, dengan alasan lingkungan dan lainnya. Tentunya tindakan itu berdampak besar pada mereka yang berkecimpung di dunia itu, termasuk juragan Bitcoin yang satu ini.
Liu Weiman yang berusia 40 tahun, mengoperasikan 10 penambangan Bitcoin di provinsi Sichuan. Pada masa panen, ia bisa memperoleh antara 70 sampai 80 Bitcoin per hari.
Menurut Media Caixin global, penambangan Liu dapat memperoleh antara 8 sampai 10% Bitcoin yang keluar per hari, jika klaimnya benar. Sebab secara total, ada 900 Bitcoin baru muncul setiap harinya.
Provinsi Sichuan memang jadi lokasi favorit tambang Bitcoin karena wilayah pegunungan ini punya sumber energi hydro yang murah. Dikutip detikINET dari New York Post, Selasa (3/8/2021) Liu sendiri mendapat dukungan dari pemerintah lokal karena membantu mengentaskan warga dari kemiskinan.
Sebelum razia, China menghasilkan 46% Bitcoin di April 2021. Nomor dua adalah Amerika Serikat dengan 17%. Akan tetapi dengan alasan menurunkan emisi karbon, tambang Bitcoin ditutup, awalnya yang mengandalkan batu bara untuk listrik.
Awalnya Liu dan penambang lain di Sichuan merasa aman karena mereka mengandalkan hydropower. Namun ternyata semua penambangan Bitcoin diminta tutup. Bulan Juni pemerintah Sichuan menutup 26 tambang. Dua hari kemudian, mesin penambangan Bitcoin milik Liu juga disita.
Liu jelas rugi besar karena 10 tambangnya kini sudah tamat riwayatnya, tapi tidak menyerah. Dia sedang mencari lokasi tambang di luar China, termasuk di Amerika Utara dan Kazakhstan. Koleganya di perusahaan penambangan Bitcoin yang bernama Bit Mining juga akan membuka fasilitas baru di Texas.
Liu sendiri masih mempertimbangkan di mana akan membuka tambang baru Bitcoin. Lokasi tambang menurutnya harus punya sumber energi yang murah serta aman dari ancaman virus Corona. "Ini akan menjadi petualangan yang benar-benar baru," pungkasnya.
Posting Komentar