Bakar ATM Uang Kripto, Ribuan Warga El Salvador Demo Tolak Bitcoin


SAN SALVADOR, Ribuan warga El Salvador pada Rabu (15/9/2021) berdemo menentang bitcoin yang disahkan sebagai alat pembayaran oleh pemerintah.
Rakyat El Salvador juga menolak reformasi peradilan yang menurut para kritikus mengancam demokrasi.

Pekan lalu, El Salvador menjadi negara pertama yang menggunakan bitcoin sebagai alat pembayaran sah selain dollar AS.
Pengesahan bitcoin El Salvador yang dilakukan Presiden Nayib Bukele ini disambut dengan campuran rasa ingin tahu serta keprihatinan.

Pada hari ketika Amerika Tengah menandai peringatan dua abad kemerdekaannya dari kekuasaan Spanyol, pengunjuk rasa membakar mesin ATM bitcoin bernama Chivo di San Salvador, salah satu dari sekitar 200 ATM yang dipasang di seluruh negeri.
Para pedemo di alun-alun pusat ibu kota juga mengangkat tinggi-tinggi plakat yang mencela "kediktatoran", dan tulisan-tulisan "Hormati Konstitusi", "Tolak bitcoin."

Sejumlah hakim dengan jas dan dasi juga ikut demo El Salvador untuk menentang UU yang baru-baru ini disahkan oleh legislatif yang dikendalikan Bukele.

Undang-undang tersebut memberhentikan semua hakim di atas 60 tahun atau yang memiliki masa kerja lebih dari 30 tahun. Aturan itu akan berdampak pada sekitar sepertiga dari semua hakim yang menjabat.

"Kami turun ke jalan karena kami menuju ke arah otoritarianisme... kediktatoran," kata Esli Carrillo, hakim berusia 48 tahun, dikutip dari AFP.
Undang-undang itu, kata demonstran lain, hakim Luciano Lovato (55), mengancam independensi peradilan dan aturan hukum yang telah mereka upayakan dengan sangat keras.

Pedemo El Salvador juga menentang keputusan Mahkamah Agung baru-baru ini, yang diisi oleh hakim yang ditunjuk Bukele, untuk memberi presiden hak mendapat masa jabatan kedua berturut-turut meskipun ada batasan konstitusional satu masa jabatan.

Para pakar dan regulator khawator tentang mata uang kripto yang dikenal sering naik-turun nilainya, dampak potensialnya terhadap inflasi harga di negara dengan kemiskinan dan pengangguran yang tinggi, dan kurangnya perlindungan bagi pengguna.

Terpilih pada 2019, Bukele mendapat dukungan luas di El Salvador atas janjinya memerangi kejahatan terorganisir dan meningkatkan keamanan di negara yang dilanda kekerasan, dan sekutunya sekarang memegang mayoritas besar di parlemen.
Namun, Bukele sudah lama dituduh memiliki kecenderungan otoriter di El Salvador.