'Kiamat' Uang Kertas dan Koin Sudah Mulai, Ini Buktinya


Jakarta, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, saat ini perkembangan pembayaran digital terus berkembang. Oleh karena itu, rupiah digital atau central bank digital currency (CBDC) akan segera diterbitkan.

Laporan BI Tahun 2021 melaporkan, transaksi uang elektronik pada 2021 diperkirakan mencapai Rp 284 triliun atau akan naik 41,2% secara tahunan (year on year/yoy). Serta akan kembali tumbuh tinggi 16,3% (yoy) hingga mencapai Rp 337 triliun pada 2022.

Adapun transaksi e-commerce pada tahun ini diramal akan menembus Rp 403 triliun atau tumbuh 51,6% (yoy) dan akan terus meningkat pada 2022 hingga mencapai Rp 530 triliun atau tumbuh 31,4% (yoy).

Sejalan dengan perkembangan ekonomi digital, transaksi pembayaran digital banking pada 2021 juga diproyeksikan naik 46,1% (yoy) atau mencapai Rp 40.000 triliun dan berlanjut naik 21,8% hingga mencapai Rp 48.600 triliun pada 2022.

Semakin pesatnya perkembangan transaksi ekonomi dan keuangan digital ini, Gubernur BI Perry Warjiyo juga mengungkapkan untuk segera menerbitkan rupiah digital.

Percepatan penerbitan rupiah digital itu juga, kata Perry sekaligus sebagai cara bank sentral untuk bisa mengalihkan masyarakat yang saat ini marak untuk berinvestasi pada aset kripto, yang dinilai tidak aman karena tidak ada underlying yang mengikat.

"Tentu saja kami tidak bisa bergerak di luar kewenangan kami. Kami juga nggak mau tinggal diam, kami percepat proses penerbitan rupiah digital, ini sedang kami siapkan. Insya Allah tahun depan bisa kami presentasikan konsep role desainnya, konsepnya sudah ada," jelas Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis (25/11/2021).