USDJPY : Jumat Nanti Jepang Akan Menyusun Anggaran Tambahan, Alokasi Belanja US$ 313 Miliar



TOKYO. Pada Hari Jumat pekan ini, Jepang akan menyusun anggaran tambahan untuk tahun fiskal 2021-2022 demi meringankan pukulan dari pandemi Virus Corona. Mengacu pada sebuah rancangan, pengalokasian belanjanya sebesar US$ 313 miliar.

Rencana anggaran tambahan telah disiapkan saat kabinet Perdana Menteri Fumio Kishida pekan lalu meluncurkan paket 79 triliun yen atau US$ 686 miliar. Paket itu menampilkan rekor belanja sebesar 55,7 triliun yen.

Menurut rancangan dilihat oleh Reuters, pendapatan pajak akan melebihi perkiraan awal yakni sebesar 6,4 triliun yen sehingga total mencapai rekor 63,8 triliun yen. Proyeksi perolehan pajak itu sebagai tanda bahwa Jepang telah mengatasi dampak dari pandemi Covid-19 lebih baik dari perkiraan sebelumnya.

Lalu, tambahan penerbitan obligasi baru mencapai 22,1 triliun yen. Dengan begitu, total penerbitan obligasi baru untuk tahun fiskal 2021-2022 menjadi 65,7 triliun yen.

Saat meninjau rencana penerbitan untuk tahun fiskal 2021-2022 menyusul keluarnya paket stimulus baru, Kementerian Keuangan Jepang berencana mempertahankan penerbitan pasar obligasi Pemerintah Jepang berbunga (JGB). Demikian kata sumber-sumber dengan pengetahuan langsung tentang masalah tersebut kepada Reuters.

Kementerian Keuangan Jepang bermaksud menghindari tinjauan drastis terhadap penerbitan pasar JGB. Caranya dengan memotong obligasi lembaga fiscal investment and loan programme (FILP) untuk mengimbangi setiap peningkatan dalam penerbitan pasar JGB berbunga.

Pemerintah Jepang akan mempertahankan 138,2 triliun yen obligasi berbunga untuk diterbitkan pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2022. Obligasi yang dibiarkan tidak berubah itu adalah bagian dari rekor 221,4 triliun yen penerbitan pasar.


JGB berbunga adalah obligasi Pemerintah Jepang yang jatuh tempo 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun dan 40 tahun. "Serta obligasi terkait inflasi dan untuk meningkatkan likuiditas," kata sumber-sumber dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.

Sisanya adalah tagihan perbendaharaan yang akan digunakan untuk menyesuaikan kelebihan atau kekurangan tergantung pada anggaran tambahan. Penerbitan surat perbendaharaan dapat dipotong dengan mengacu pada hasil dari peninjauan.

Tiga putaran stimulus Pemerintah Jepang yang besar pada tahun lalu telah mendorong saldo utang jangka panjang menjadi 1.212 triliun yen pada tahun fiskal 2021-2022. Nilai tesebut 219% dari ukuran ekonomi Jepang sebesar US$ 5 triliun dan merupakan catatan terburuk di antara sejumlah negara.

Untuk tahun fiskal saat ini, Pemerintah Jepang telah menyusun rekor anggaran awal senilai 106,6 triliun yen untuk membantu memerangi pandemi Covid-19. Negara tersebut memanfaatkan pinjaman baru mencapai 43,6 triliun yen.

insight