Pemerintah Sontek BSD buat Bangun Nusantara!

Ilustrasi/Foto: Andhika Prasetia

Jakarta, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa buka-bukaan hasil peninjauan langsung Pansus ke kawasan BSD untuk 'studi banding' pengembangan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Ia mengatakan, salah satu pelajaran yang bisa diambil dari BSD ialah infrastruktur fiber optik yang sudah lengkap. Karena infrastruktur seperti itu, banyak perusahaan multinasional yang memilih berkantor di kawasan BSD.

"Sekarang mereka (BSD) berkembang. Sudah ada apa? Apple Academia, Monash University, ada di sana. Kemudian Tokopedia ke sana, Unilever ke sana, Google di situ, Amazon ke situ. Kenapa mereka mau ke sana? Karena infrastuktur fiber optik paling lengkap di kota itu," kata Suharso saat berkunjung ke markas detikcom, Jakarta, Rabu (26/1/2022) malam.
Selain unggul dalam infrastruktur, BSD juga menang dalam pengaturan lalulintas nya. Yang disebut-sebut mengungguli ibu kota saat ini, Jakarta.

"Nah itu kan mereka (BSD) maju, POLANTAS nya seperti itu. Tapi, di sini lampu merahnya masih 1.0, sementara di sana mereka sudah lari di 2.0 sampai 3.0, itu kan ada diskriminasi antara kota di sekitarnya," kata Suharso.

Butuh 20 tahun
Suharso mengungkap jika pengembangan ibu kota baru akan memakan waktu kurang lebih 20 tahun, layaknya pengembangan kawasan BSD yang juga butuh waktu serupa. BSD pun menjelma dari kawasan hutan karet menjadi kota modern dengan berbagai kemajuan seperti saat ini.
"Dalam hitungan bappenas itu biasanya sekitar 20 tahun sampai 25 tahun. Jadi tahun 2020 waktu itu sampai 2045," kata Suharso.

Perkiraan ini dijadikan Bappenas sebagai acuan perkiraan pengembangan ibu kota baru. Itulah mengapa alasan Bappenas melihat BSD sebagai contoh pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur nanti.