Bukan Rusia, AS Sebentar Lagi Bakal Resesi

Foto: Bendera Amerika Serikat (REUTERS/Ammar Awad)

Jakarta, Bank of America (BofA) meramalkan resesi akan segera terjadi di Amerika Serikat (AS). Ini akibat bank sentral, Federal Reserve (The Fed), membuat langkah agresif untuk menjinakkan inflasi di Paman Sam, yang kini melejit hingga rekor dalam empat dekade.

Dalam catatan analis kepada klien, Kepala Strategi Investasi BofA Michael Hartnett memperingatkan bahwa lonjakan harga konsumen, dapat memicu penurunan ekonomi di AS. Belum lagi ini dikombinasikan dengan bank sentral yang semakin hawkish, untuk melawan inflasi, yang berada pada level tertinggi sejak 1982.

Para pembuat kebijakan menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase pada bulan Maret. Bahkan, sejak itu mengisyaratkan dukungan untuk kenaikan setengah poin yang lebih cepat pada pertemuan Mei.

"'Kejutan inflasi' memburuk, 'kejutan harga' baru saja dimulai, 'kejutan resesi' datang," tulis Hartnett, dikutip dari Fox News, Selasa (12/4/2022).

Resesi kemungkinan akan datang dalam dua tahun ke depan, sebagaimana dimuat The Hills. Meningkatnya inflasi dan rendahnya pengangguran, pandemi, masalah rantai pasokan, perang antara Rusia dan Ukraina dengan implikasi energi, ditambah gejolak pemilihan di AS dan di tempat lain- seperti Prancis- membayangi perkiraan secara kolektif.

Dalam survey Wall Street Journal, potensi resesi naik 28% dalam 12 bulan. Ini dibanding 18% pada Januari dan 13% pada tahun lalu.

"Resesi dalam beberapa tahun ke depan jelas lebih mungkin terjadi daripada tidak," kata Professor Harvard, Larry Summers, berbicara di Bloomberg TV.
"Kami tidak pernah memiliki momen ini, ketika inflasi di atas 4 (persen) dan pengangguran di bawah 4 (persen) dan kami tidak mengalami resesi di dalamnya. dua tahun ke depan. "

"The Fed harus terampil ... beruntung untuk menghindarinya."
Sebelumnya di Februari, inflasi AS bergerak liar dan tercatat sebesar 7,9%. Ini menjadi yang tertinggi dalam lebih dari 40 tahun terakhir.

Untuk inflasi secara bulanan, AS mencatat angka sebesar 0,8%. Laju inflasi baik secara tahunan maupun bulanan itu pun praktis di atas ekspektasi para ekonom yang disurvei Dow Jones.

Selasa ini, AS juga akan kembali memberikan rilis inflasi Maret. Gedung Putih sudah memberikan warning soal inflasi makin tinggi.