Harta Karun Paling Misterius di RI Bernama Flor de la Mar

Foto: Cover Insight/ Harta Karun/ Pexels

Jakarta, Armada laut Portugis jauh lebih dulu menjelajahi nusantara dibandingkan armada Belanda. Salah satu armada pentingnya adalah kapal besar Flor de la Mar. Flor de la Mar berarti bunga lautan. Kapal ini terbesar dan terbaik di lautan pada masanya.

Kapal bobot 400 ton ini selesai dibuat di Lisboa pada 1502. Pelayaran perdananya adalah dari Lisboa ke India, Estevao da Gama sebagai nakhodanya. Dia adalah sepupu dari legenda penjelajah Portugis, Vasco da Gama. Kapal ini pernah bocor di perairan Mozambik, Afrika dan harus istirahat dua bulan di Mozambik.

Flor de la Nova ikut serta dalam rombongan Portugis yang dipimpin Afonso de Albuquerque dalam penaklukan Goa (India) dan Malaka tahun 1511. Meski kondisinya tak begitu baik sejak di Mozambik. Sebagai kapal besar, Flor de la Mar menjadi kapal utama yang dikawal kapal-kapal kecil. Rombongan tiba pad akhir tahun 1511 di Malaka.

Di Malaka, Albuquerque yang kesal kepada Sultan Mahmud yang mengulur waktu pembebasan armada Portugis yang ditawan, mengerahkan armada tempurnya menghancurkan kekuatan Sultan Mahmud hingga kerajaannya ditinggalkan. Harta milik Sultan yang sangat banyak pun disita.

Akhir tahun 1511, Flor de la Mar dimuati 60 ton emas. Albuquerque sebagai nakhoda tertinggi rombongan memerintahkan segera angkat jangkar dari Malaka untuk menyetor jarahan ke Portugis. Kapal Flor de la Mar dan kapal-kapal pengiringnya pun meninggalkan Malaka. Namun, badai menyinggahi Flor de la Mar yang sedang berlayar di perairan Pedir, daerah Pidie, Aceh Barat. Kapal akhirnya karam.

Badai, ombak dan kilat membuat kapal oleng dan sebagian karam. Namun, nakhoda utama rombongan itu selamat. "Uang emas, perak, tembaga, dan timah dari Malaka, kebanyakan uang logam timah hilang dalam Flor de la Mar," tulis Afonso dalam laporan panjangnya dengan penuh duka.

Amirul Hadi dalam Respons Islam terhadap hegemoni Barat: Aceh versus Portugis (2006:65) mengutip FC Danver terkait harta dalam kapal FLor de la Mar itu, apa yang dibawa Afonso Albuquerque dkk itu adalah harta rampasan yang termahal yang pernah diperoleh oleh Portugis semenjak mereka tiba di India.

Di perairan nusantara, Flor de la Mar bukan satu-satunya kapal bangsa Eropa yang yang tenggelam. VOC juga kehilangan banyak kapal karena tenggelam dalam usaha dagangnya. Antara 1597 hingga 1800 terdapat 84 unit kapal karam di nusantara. Buku Jejak Tinggalan Budaya Maritim Nusantara mencatat Selain kapal orang Eropa ada juga kapal dari Tiongkok.

Diantara kapal-kapal itu bermuatan barang berharga yang menarik nafsu pemburu harta karun. Sampai saat ini Flor de la Mar tak pernah ditemukan, masih misterrius.