Elon Musk 'Ngiler' Nikel RI, Sayang Harga Tak Ramah Kantong?

Foto: CNBC INDONESIA TV

Jakarta, Dari pertemuan Elon Musk dan delegasi Indonesia yang dipimpin Luhut Binsar Panjaitan, diketahui kalau selama ini banyak pabrikan mobil dan baterai sudah terlalu mahal, tidak terkecuali dengan Tesla.

Hal itu setidaknya diungkapkan oleh Septian Hario Seto selaku Deputi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves ketika menceritakan hasil pertemuan Luhut Binsar Pandjaitan dan Elon Musk.

"Banyak pabrikan mobil dan perusahaan baterai melakukan shifting yang tadinya pakai nikel menjadi teknologi yang lebih murah, termasuk Tesla," jelas Septian Hario Seto, Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, kepada CNBC Indonesia, Rabu (11/5/2022).

Menurut data USGS, Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia dengan hasil produksi mencapai 1 juta ton pada tahun 2021 dengan cadangan sebesar 21 juta ton. Pada saat yang sama, harga nikel terus melesat selama beberapa tahun terakhir.

Kedua kondisi itu ibarat dua sisi koin yang berbeda. Di satu sisi bisa menguntungkan, tapi di sisi lain justru merugikan.

Hario menjelaskan hal ini tidak baik bagi Indonesia mengingat Nusantara pemilik cadangan nikel terbesar di dunia. Menurutnya akan bahaya jika banyak perusahaan tidak menggunakan nikel sama sekali.

"Kami melakukan paparan pada Elon, ada potensi nikel di Indonesia juga teknologi yang kita kembangkan. Meyakinkan Elo kalau Tesla bisa mendapatkan Nikel yang dibutuhkan dengan ESG yang sesuai dengan standar Tesla," ungkap Hario.

Hario sengaja menyebut soal ESG karena menurutnya, Tesla juga menjadi perusahaan dengan standar ESG yang tinggi. Hario juga menjelaskan respons Tesla cukup baik dan berencana mengirimkan tim mereka ke Indonesia untuk melihat potensi kerja sama.

"Pemerintah maunya kerja sama akan win-win dan itu adalah bottom line buat kita," tegas Hario.

Jalan tengah ini masih terus dicari untuk kerja sama Tesla, pasalnya di beberapa negara seperti Jerman dan China, Tesla menguasai sepenuhnya perusahaan meski tidak berada di Amerika Serikat (AS). Sementara Hario juga menjelaskan kalau di Indonesia harus kerja sama dengan perusahaan lokal.

"Nanti perlu dibicarakan bagaimana pola kerja samanya, apalagi ini investasi besar dan terus berproses. Saat ini sudah makin mengerucut feedback, baik keinginan mereka, dan juga keinginan kita,"pungkas Hario.

Elon Musk sebelumnya telah menyuarakan keprihatinan tentang kekurangan nikel di masa depan yang dapat mengerem efisiensi dan kapasitas penyimpanan baterai, serta membuatnya lebih mahal untuk diproduksi.


CNBCI