Bitcoin Tinggal Tersisa 10%, Apa Jadinya Kalau Habis?

Ilustrasi Bitcoin. Foto: Shutterstock/

Jakarta, Sebagai cara membuat Bitcoin tetap bernilai, Satoshi Nakamoto selaku penciptanya yang misterius membatasi suplainya. Tepatnya, hanya ada 21 juta koin Bitcoin yang bisa ditambang. Lantas bagaimana jika habis nanti?

Bitcoin mulai diperdagangkan senilai USD 0,08 di tahun 2009 dan kini harganya tembus USD 46 ribuan, bahkan pernah jauh lebih tinggi. Nilainya naik puluhan ribu persen dari awal perilisannya.

Nah pada saat ini menurut CoinMarketCap, total sudah 18,9 juta Bitcoin sudah ditambang, hampir 90% dari total suplai. Dari jumlah yang sudah ditambang, 3,7 juta hilang selamanya karena beberapa alasan, misalnya hilangnya akses atau kematian pemiliknya.

Artinya, hanya tersisa 10% Bitcoin atau sekitar 2 juta yang tersisa saat ini. Bitcoin diperkirakan akan sepenuhnya habis ditambang pada tahun 2140. Kenapa masih lama?

Rupanya seiring waktu berlalu, semakin sedikit Bitcoin yang bisa ditambang. Pada tahun 2030-an, 97% Bitcoin sudah ada di pasar, namun 3% lagi masih butuh waktu sekitar 110 tahun sebelum tandas.

Ketika pertama kali Bitcoin dirilis, penambang bisa mendapatkan sampai 50 Bitcoin setelah proses penambangan dengan memecahkan puzzle. Reward itu berubah sekitar 4 tahun sekali.

Dalam 12 tahun terakhir, reward itu semakin turun menjadi 25, kemudian 12,5 dan saat ini hanya 6,25 Bitcoin. Makin lama, jumlah itu pun mengecil, namun diperkirakan akan tetap banyak yang akan menambangnya mengingat nilai Bitcoin diproyeksi tetap amat tinggi.

Jika Bitcoin semakin langka dan kemudian habis, sebagian investor percaya bahwa harganya justru akan semakin naik. "Terlebih lagi, Bitcoin dikatakan tidak akan pernah benar-benar habis menurut para enthusiast-nya, karena akan selalu ada yang mau menjual Bitcoin miliknya," tulis News.com.au yang dikutip detikINET.